Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2016

Bukan sekedar berlari

Dalam sebulan ini, November, ada dua project besar yang harus diseleseikan oleh semua anak SD, terutama di SD Hirakawa. Yang pertama adalah konser musik (ongaku kai) dan yang kedua adalah marathon. Ongaku kai sudah dilaksanakan di awal bulan, tepatnya tanggal 10 November kemarin. Dan marathon, even tahunan yang selalu dilakukan di awal musim dingin sebagai sarana agar anak-anak tetap berolahraga, tetap bergerak, walaupun udara dingin sudah mengepung dari segala penjuru. Menjelang marathon, orang tua diberikan surat edaran yang isinya menanyakan, apakah anaknya akan ikut berpartisipasi atau tidak. Jika tidak, kenapa? Tentu hampir semua orang tua menyetujui anaknya ikut marathon, kecuali memang ada yang punya penyakit atau keterbatasan tertentu yang membahayakan si anak, astma misalanya. Nah tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya saya menyetujui Nasywa ikut marathon, tentu setelah bertanya kepada anaknya. Menjelang hari H, hampir setiap 3 hari sekali mereka melakukan latihan. D

Cita-cita ku

Weeh...judulnya kayak tema essay anak SD. However, karena malam ini nge-share salah satu cita-cita yang belum kesampaian, jadi kepikiran untuk menuliskan cita-cita saya dari kecil sampai sekarang, yang sudah dan belum tercapai. Ada berapa banyak? Yang pasti banyaaaaaak bangeeeet. Dari cita-cita yang sepela kayak misalnya pingin bisa masak nasi sendiri, sampai yang agak besar, sampai yang besar-besar. Saya tidak pernah menuliskan cita-cita saya di kertas lalu saya tempel di tembok. Kebanyakan cita-cita saya itu saya simpan di hati. Sambil sedikit-sedikit menyiapkan bekal untuk mencapai cita-cita itu. Bukankah seperti seseorang yang hendak melakukan sebuah perjalanan, kita harus menyiapkan ubo rampe agar tidak tersesat dan kelaparan? 1. Pingin Jadi Dokter     Yes, ini cita-cita umum sekali dan hampir semua anak kecil bercita-cita ini. Tapi saya emang beneran pingin banget jadi dokter. Apalah mau ditulis, kemampuan otak saya itu ga matching sama cita-cita. Meski sejak kelas 1

Jikalah

Sebagai manusia, saya sering kali lupa. Kalau sedang gundah gulali eh gulana, suka kebawa masuk terlalu dalam hingga tak sanggup bangkit lagi xixixixi. Oleh karena itu, saya sadur sepenggal tulisan dari buku "Karena Aku Begitu Cantik, catatan harian seorang muslimah” karya Azimah Rahayu ini. Saya tempelkan di salah satu kolom rak buku di meja kampus. Kapanpun, saat saya lupa, saya bisa membacanya lagi. Yah..meskipun ga serta merta gulalinya ilang, tapi at least ada jeda mengendapkan semua gundah itu.  Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,  mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,  sedang ketegaran akan lebih dikenang nanti. Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,  mengapa tidak dinikmati saja,  sedang ratap tangis tidak akan mengubah apa-apa.  Jikalah luka kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,  sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.  Jikalah be

Dear Nasywa

Dek, akhirnya kamu tumbang juga. Sebelum ke Ayukawa Sensei tadi pagi, Ummi sempat membuka buku record obat mu. Di sana tertera tanggal 18 Januari. Berarti sudah sekian bulan kamu ga apel ke Ayukawa Sensei. Di beberapa kesempatan, saat kamu bosan sekolah, kadang kamu bilang "Aku tu pingin netsu e Ummi, biar sekolahnya oyasumi" . Dan aku paling ga suka kalau kamu bilang begitu. Sebenarnya sudah dua malam kamu merasa tidak enak badan. Hidung meler se meler-melernya. Plus mampet se mampet-mampetnya. Dua malam lalu saat kamu tidur, aku bahkan sempat merekam suara desahan nafasmu yang senggrok-senggrok , dan ku kirimkan ke Abahmu. Abah saja sampai komentar "MasyaAllah begitu banget le nafas" . Dek, maaf ya, di setiap sakit mu, aku selalu saja menyelipkan kata-kata dan kalimat yang nadanya menyalahkanmu. Saat tahun lalu kamu kena Influenza B, saat dua tahun lalu kamu kena Influenza A, saat kamu kena radang tenggorokan, dan juga saat ini yang bahkan kamu cuma di

Resep bolen pisang no ulen

Sebagai manusia yang sudah diciptakan sedemikian manis ( uhuk.. ), saya harus tetap mempertahankan kemanisan saya dengan makan makanan yang manis-manis hihihi. Ga ding ...emang pada dasarnya setiap hari ada jam-jam dimana saya sakau makan makanan yang manis. Saya merasa gula darah saya ngedrop gitu. Ga fokus, ga bisa mikir, cuntel bin ngantuk hahaha padahal emang ngantuk. Nah, berhubung di sini susah bin mahil nyari kudapan manis yang saya suka plus halal, mau tak mau ya akhirnya berusaha bikin sendiri. Jujur aja ya, saya ga pernah bermimpi bisa bikin bolen sendiri. Selama ini kalau pingin bolen atau kue-kue lain ya tinggal dateng aja ke tokonya. Pilih, bayar, makan, sepuasnya. Namun lagi-lagi petualangan ini membuat saya harus mau membuat semua jenis makanan yg saya sukai, atau jebol keuangan saya. * kekepin dompet Salah satu makanan yangs aya suka adalah bolen pisang. Duuh...masih kebayang banget rasa legit manis gurihnya bolen pisang Kartikasari yang tenar di seantero Indo

Among-among

Siang ini, saya mendapat kiriman foto dari mbakyu saya, " Lagi bikin among-among " katanya. Untuk saya yang lahir dan besar di desa, among-among, merupakan kata yang berkonotasi bahagia. Among-among berarti ada makan makan. Among-among berarti ada keceriaan dan kebahagiaan yang dibagi bersama kawan, saudara, dan tetangga dekat. Among-among biasanya dibuat saat weton (pasaran lahir) seseorang. Saya lupa, kapan terkahir  saya dibuatkan atau membuat among-among. Maka siang ini melihat foto sepiring kluban dan telur rebus paroan itu membuat saya kembali bernostalgia. Biasanya, bagi keluarga yang hendak membuat among-among, mereka akan mengundang anak-anak kecil bersama para orang dewasanya untuk datang di jam makan siang. Tentu bukan nasi prasmanan yang dihidangkan, tapi hanya sepiring nasi kluban dengan beberapa potong telur rebus yang diris kecil-kecil. Nasi itu sebelum dimakan rame-rame tentu akan ditaburi dulu dengan doa. Doa-doa baik bagi semua. Lalu, tangan-tangan